Gampong Barat terletak di Kemukiman Durian Rampak dan tidak begitu jauh dari Ibu Kota Kecamatan. Gampong Barat menurut Petua Gampong penduduknya berasal dari daerah Minang Kabau (Padang) Sumatera Barat yang pada waktu itu hendak berdagang dan Gampong Barat sebagai salah satu gampong yang memiliki pelabuhan tempo dulu, mulanya di Ujung Serangga (Pelabuhan Susoh). Pada zaman penjajahan Belanda sekitar abad 18 Masehi yang memerintah adalah kaum raja-raja seperti Teuku Nyak Raja, Teuku Rasyid, dan Teuku Nyak Takun.Sewaktu Belanda berkuasa dilaksanakan kerja rodi untuk membuat jalan dari Cot Mane ke Kota Batu sehingga jalan PU Provinsi dulunya dinamakan jalan Tambak Baru. Kemudian untuk mengenang nama jasa pejuang Petua Gampong menggantikan jalan tersebut menjadi jalan Letkol BB Jalal dari simpang tiga Durian Rampak ke arah Ujung Serangga dinamakan jalan Datuk Balimo. Pada waktu itu hubungan masyarakat Gampong Barat dengan Padang Sumatera Barat sangat erat dimana banyak putra daerah yang banyak menuntut ilmu di Padang seperti, Alm. H. Tgk. Musa Rahman, Tgk. Syakruddin dan Tgk. Sulaiman. Bahkan ada seorang ulama yang datang ke Gampong Barat dalam menyiarkan agama Islam yaitu, Tgk. Hafas dan beliau mempersunting salah seorang gadis Gampong Barat karena banyak masyarakat yang berasal dari Sumatera Barat dengan menggunakan bahasa sehari-hari bahasa Jamu (Bahasa Jame). Sekitar tahun 60–an dalam rangka pembentukan gampong para tokoh masyarakat yang tergabung di dalamnya Keujrun Blang, Tgk Sagoe, Wakil dan Ketua Seunebok melakukan musyawarah bersama, sehingga sampai saat ini gampong barat berdiri dengan 3 (tiga) dusun yang dipimpin oleh kepala dusun, adapun nama dusun tersebut adalah: Dusun Barat Tanjung, Dusun Pantai Cermin, dan Dusun Sawah Baru.Sistem pemerintahan Gampong Barat sudah dibangun sejak zaman dulu, dimana fungsi pemerintah masih sangat kental dengan budaya luar, yaitu pemerintah yang mengedepankan nilai islami sebagai prinsip pembangunan. Keberadaan Meunasah/Mushalla kaum ibi merupakan sebuah simbol sekaligus kekuatan untuk membicarakan setiap persoalan masyarakat. Mulai dari masalah pertanian, ekonomi, pendidikan sampai masalah pelayanan kepada masyarakat. Dari sinilah pemerintahan membicarakan strategi pembangunan sistim pemerintahan gampong Barat.Pada awal pembentukan pemerintahan secara formal gampong Barat dipimpin oleh seorang Keuchik yang dibantu oleh perangkap gampong yang pada waktu itu terdiri dari seorang wakil (sekarang sekgam) dan para kepala urusan. Tuha peut sebagai Badan Permusyawaratan gampong sudah mulai berfungsi pada zaman dulu dengan menyelenggarakan pemerinatahan oleh Tuha peut berwenang memberi pertimbangan terhadap keputusan-keputusan gampong memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh Keuhik. Imum Meunasah sebagai pimpinan Meunasah dalam keagamaan juga sangat berperan dalam pemerintahan gampong. Meunasah bukan hanya sebagai tempat ibadah juga sebagai tempat mengatur strategi dari pemerintahan.